Sunday, November 19, 2006

Sebuah Kisah Cinta

Untuk para sahabat sekalian, marilah sama-sama renungi cerita ini bersama-sama.

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu,walaupun langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian,Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku,akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Saidina Abu Bakar as Siddiq menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Saidina Umar al-Khattab dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Saidina Usman bin Affan menghela nafas panjang dan Saidina Ali bin Abi Talib menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua", keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Saidina Ali dan Saidina Fadhal dengan cepat menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya", tutur Fatimah lembut.

Lalu,Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan
pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu", kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya'", kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah berkeringat, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini". Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal", kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik,karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Saidina Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uusiikum bis salati, wa maa malakat aimanukum, peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Saidatina Fatimah az-Zahra' menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan,berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma solli 'ala Muhammad wabaarik wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Surat Cinta Perjuangan

Alhamdulillah…
Segala puji hanya milik Allah swt, shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad saw, para keluarganya, kerabatnya, sahabatnya, serta orang-orang yang selalu “menggigit” sunnahnya dengan gigi gerahamnya hingga ajal menjemputnya.

Sahabatku…
Subhanallah…Allah telah mengatur sedemikian rupa dengan sangat indah, sehingga kita dipertemukannya...
Kita dipertemukan di rumahNya, yang merupakan tempat kita mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran kita untuk meraih ridhoNya…
Insya Allah…tak ada setitikpun yang tersia-siakan dari semua itu.
Selama keikhlasan masih menyertai gerak langkah kita dalam dakwah ini…

Sahabatku…
Inilah perniagaan yang telah Allah janjikan bagi hamba-hambaNya yang senantiasa istiqamah di jalanNya…Bagi hamba-hambaNya yang senantisa menjalankan amanah yang telah diberikanNya…perniagaan yang telah Allah janjikan bagi hamba-hambaNya yang senantiasa berjuang tak kenal lelah…

Sahabatku…
Jangan pernah sedikitpun terbersit di hati untuk BERHENTI!! Karena Demi Allah…! Janji Allah itu pasti bagi hamba-hambaNya yang istiqamah…

Ukhti Fillah…
Apapun kondisi yang kita hadapi saat ini…apapun keadaan “realita” dakwah yang ada dihadapan kita…teguhkanlah hati kita untuk senantiasa berjuang di jalanNya…Ujian itu akan selalu hadir, karena dengan itulah Allah menguji sejauh mana kita mampu bertahan…sejauh mana keimanan kita teruji…sejauh mana keyakinan kita akan datangnya janji Allah mampu menopang langkah kita di jalanNya…

Bertahankah kita hingga ujung jalan nanti?!

Ataukah kita berhenti dan berbalik menjauhinya??!!

BERTAHAN!!! Itulah jawaban yang harus selalu kita azzamkan. Hingga di ujung jalan nanti, kita kan dapati persinggahan terakhir dari perjalanan kita…di JannahNya…
Insya Allah…

Sahabatku…
Ingatlah…hanya ada satu “resiko” yang akan kita terima jika kita bertahan di jalan dakwah ini. Yaitu…
SURGA..
Karena itu,..hapuslah air mata kesedihanmu…lupakanlah semua keletihan yang kini engkau rasakan…dan TERSENYUMLAH…
hingga nanti kaupun kan dapati senyuman yang teramat indah…
Senyuman Allah…
Subhanallah…

SAhabatku...

JANGAN BERHENTI BERJUANG!!!

….ALLAH BERSAMA KITA….

Tetap semangat dan istiqomah..... Allahu Akbar...!!!!!!!!!




for my sister.. Teh Tika_Zahra...
Jazakillah khairan katsiran...
Luv u coz Allah ^_^

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin yaa rabbal 'alamin